Kamis, 06 Oktober 2011

Vespania piagiowati

by HAN F'97


Vespania piagiowati sayangku sayang. penampilan cantik, body semampai, dengan pinggul yang geboy, sayanganku. Lumayan. Ia biasa nongrong sendiri di depan rumahku. Itu, di samping garasi sedan milik bapakku. Biasanya, kalau sore, kalau aku pergi jalan-jalan, ia selalu ikut bersamaku. Ya. Enak. Soalnya pinggulnya besar, sih. Lebih gemulai kalau diajak bergoyang.

Ves, aku ingin bilang, aku sayang kamu. Tapi kamu selalu diam. Diam, tak pernah menjawab kata-kataku. Engkau hanya diam dan selalu setia mendampingi aku kemana aku pergi.

Ves, kamu tahu nggak, aku sangat bingung waktu kamu pingsan di rumah Beby kemarin. Sebab selama ini kamu hanya diam dan setia menemani aku. Kamu nggak pernah mengeluh walau aku kadang dan sering melupakanmu. Aku khawatir hingga kamu dirawat inap di klinik langganan kita.

Ya, Vespania Piagiowatiku sayang. Kamu hanya diam dan tak meminta apapun jua dariku. Betapapun kamu letih karena kurang sehat, kamu selalu menuruti apa mauku. Jalan ke kampus, jalan ke Plaza, jalan ke pasar, sampai terakhir, kemarin, aku paksa kamu jalan ke tempat sampah. Kamu nggak pernah menolak apalagi membantah. Kamu selalu mengikuti apa mauku hingga kamu tak mampu lagi dan tak sadarkan diri. Tak pernah terdengar keluh dan kesah atau isak tangis. Ya, kamu tahu, aku akan galau hingga tak mampu berbuat apa-apa.

Ves, sayangku sayang. Aku sayang kamu. Jangan pernah ragu akan perasaanku ini. sungguh, Ves. Jangan pernah sangsi. Aku janji akan selalu sayang kamu.

Tapi, Ves. Kamu nggak marah, kan; seandainya nanti kamu aku pasarkan untuk biaya nikahku. Tapi, Ves. Aku janji, insya Allah, akan selalu mengenangmu dan mengingatmu dalam lembaran-lembaran jingga kisah hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar